Postingan kali ini lebih kepada sesi mencurahkan perasaan. Hehe. Sekarang, pagi di Yogyakarta membawa saya kepada nostalgia perjalanan yang telah saya lalui. Berbicara traveling dan jalan-jalan, dari dulu saya selalu berusaha mendapatkan gratisan dan selalu memanfaatkan kesempatan yang ada. Maklumlah, budget saya pas-pas an. Misalnya, berkunjung ke tempat saudara di luar kota yaudah sekalian saja berwisata menelusuri tempat-tempat menarik yang ada disana. Zaman mahasiswa, saya bisa pergi sampai ke kepulauan di perbatasan Indonesia-Timor Leste, berlayar berhari-hari di lautan Indonesia Timur, merasakan pantai dan pulau yang serasa milik pribadi, menelusuri keindahan alam bumi pertiwi yang tidak semua orang tahu, itu semua berkat kegiatan Kuliah Kerja Nyata dari kampus yang saya ikuti. Kebetulan sih, salah satu program kerjanya pengembangan potensi pariwisata.
Berikutnya, saya alhamdulillah bisa menjelajah Eropa lagi-lagi berkat suatu kesempatan yang baik. Saya diterima untuk suatu program beasiswa di Prancis. Bukan tanpa perjuangan, beasiswa yang sebenarnya pas-pas an untuk hidup itu harus diirit banget agar bisa nabung untuk traveling. Hehe. Bahkan disana pun saya sempat-sempatnya ikut program wisata murah ala mahasiswa yang tentunya sangat murah dan sudah termasuk akomodasi. Hehe
Sedari kecil, saya adalah seorang yang berkeinginan menjelajah dunia, melihat dunia. Buku bacaan saya sewaktu kecil kisah penjelajahan samuderanya Columbus, Magelhaens, hingga penaklukan puncak Everest dan penjelajahan ke dunia es, kutub utara dan selatan. Gimana gak menimbulkan keinginan dan mimpi-mimpi? Saya sih bertekad saya harus keluar negeri dulunya. Padahal gak tahu juga gimana caranya. Hehe. Saya sangat senang membaca peta dunia dan membaca ensiklopedia mengenai tempat-tempat menarik di dunia. Mungkin tempat yang dulunya hanya saya lihat di buku sekarang sudah saya kunjungi.
Ya, bahkan lebih dari itu. Ketika saya menikmati gigitan musim dingin ala Eropa Timur, menelusuri kota seperti Praha dan Budapest yang sangat asing bagi saya dengan nuansa, orang dan bahasanya, berdiri tepat di bawah Menara Eiffel, melihat Samudra Altantik dari Prancis Barat, tersesat di desa-desa Prancis, menikmati simfoni Mozart di tengah romantisnya Vienna, hingga menjejakan kaki di Semenanjung Andalusia, Spanyol, menyaksikan kemegahan seni Islam di masa lampau, dan pengalaman-pengalaman menarik lainnya, saya selalu berkata pada diri saya sendiri, "aku sudah berada sejauh ini". Tak terasa, rumah begitu jauh disana, and where am I?
Bagi sebagian orang, para penjelajah dunia, traveler yang sudah bolak-balik kemana-mana, pengalaman saya hanyalah sebuah catatan kecil. Bagi saya, itu seperti mimpi masa kecil yang menjadi nyata. Sebagian dunia telah terjelajahi. Seperti hal nya manusia lainnya, saya selalu ingin menambah daftar saya. Menambah pengalaman dan wawasan saya. Melihat keajaiban ciptaan Allah. Entah melalui cara apa nantinya. Semoga suatu kesempatan baik akan datang lagi. Dan selagi tempat dan waktu saya ada disini, mari menjelajah keindahan dan kearifan bumi pertiwi dari Sabang sampai Merauke. Dengan kemampuan yang ada, alhamdulillah kota-kota besar Jawa yang dulunya belum sempat kukunjungi sudah masuk daftar. Mengingat keterbatasan yang ada sekarang, tidak apalah menjelajah dari yang dekat dan ada disekitar dulu. Kadang yang dekat justru yang terlupakan. Bagi saya, traveler sejati itu yang selalu bersyukur, kalau dananya sedang seret yasudah jelajahi yang bisa saja, yang penting tetap jalan-jalan. Hehe. Sambil terus berusaha menyambut kesempatan baik. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar